Perasaanku terhadap matematika sama saja dengan perasaanku terhadap perokok. Benci dan sebel pada mulanya, berakhir dengan cinta tiada tara...hahahaha... Yeah, hidup kontradiksi! Bagaimanapun kita memang harus berdamai dengan nasib. Ya! Acap kali pada akhirnya memang harus begitu. Ini bukan soal kalah dan menyerah. Ini hanyalah soal penyesuaian-penyiasatan terhadap hidup. Hei...! Aku tidak sedang membela diri yaa...hahaha...
Begini, lho. Entah kenapa sejak kecil aku mudah frustasi jika berhadapan dengan angka-angka. Jadi, pelajaran Matematika selalu merupakan monster bagiku. Tak peduli seberapapun pinternya sang guru; seberapapun menarik cara mengajarnya... teteeeeeep saja otakku lemot mencerna makna deretan angka-angka itu. Rasanya sih aku sudah berupaya keras untuk memahaminya. Namun, sejujurnya upaya tersebut memang kulakukan dengan tidak ikhlas. Aku gak minat, gak merasa tertarik, dan gak merasa butuh. Celakanya Matematika di-EBTANAS-kan. Walhasil, NEM Matematikaku waktu SD-SMP-SMA ya selalu memble. Untuk SMP-SMA aku ingat betul NEMku 3!
Kupikir, begitu kelar SMA aku akan terbebas dari Matematika. Apalagi aku kuliah di fakultas sastra. Ya, ya. Selama kuliah sih berkutatnya memang jauh dari angka-angka. Kebetulan pula aku lalu berkarier jadi editor bahasa yang sesekali menulis. Sama sekali gak mengandung unsur Matematika, bukan? Hingga akhirnya November 2010... aku tertarik untuk berbisnis. Hmm, bukankah bisnis selalu melibatkan angka-angka?
OMG! Ini 'kan berarti aku malah mendekati Matematika? Hohoho... Yang mengherankan, makin hari aku makin enjoy dengan bisnisku. Gimana enggak enjoy kalau hasilnya nyata? Pelan tapi pasti, bisnisku mulai menggeliat. Hasil yang kuraup berbanding lurus dengan kerja kerasku. Hmmm, sudah tentu doa selalu menyertai yaa...
O la la Matematika! Rupanya dirimu berhasil juga membuatku jatuh cinta! d'BC Network dan Oriflame mak comblangnya. Aih, aih, sungguh hidup merupakan perjalanan dari satu kontradiksi menuju kontradiksi berikutnya!
Selasa, 24 Mei 2011
Minggu, 15 Mei 2011
DUA KONTRADIKSI MALAM INI
KONTRADIKSI DUA
Ketika suami dan keponakan kembali sibuk dengan kalkulasi mereka, mataku kembali melototin TV. Tiba-tiba HP berdering. Ada SMS rupanya. Kubaca, eee... dari seseorang yang mau beli produk Oriflame. Yap! Ibunya teman sekolah anakku. Alhamdulillah, dapet orderan lagi.
Ahh!! Aku terhenyak, ingat sesuatu. Selaku konsultan Oriflame, akhir-akhir ini aku merasa makin pinter jualan. Hehehe... makin bersemangat gitu loh. Rasanya makin lihai aja aku merayu calon pelanggan. Apalagi didukung oleh katalog yang berkualitas internasional. Tampilannya pun elok sedap dipandang. Maka... here I'm!!! Bonus bulananku dari Oriflame justru masih kalah banyak dari laba hasil jualanku... hehehe...
Padahal duluuuuu banget, aku gak pernah berkeinginan jadi pedagang/penjual atau apalah namanya... pokoknya yang berbau-bau bisnis gitu. Aku ingat betul, cita-citaku waktu kecil hingga remaja ialah menjadi ahli bahasa dan penulis. Aku suka sastra dan bahasa; juga suka menulis-nulis apa pun. Kadang kala lolos pula tulisanku di media massa. Maka ketika ikut seleksi UMPTN aku ambil sastra Indonesia sebagai pilihan utama; pilihan keduanya sastra Asia Barat. Tak tebersit sedikit pun untuk memilih jurusan ekonomi...
Namun, hidup sungguh tak terduga. Hari ini aku sangat bersemangat menjalankan bisnis Oriflame. Rajiiiiin nian cari orderan sembari cari downline. Padahal di awal gabung, aku gak berniat jualan. Kupikir saat itu, aku akan bangun jaringan dengan cara rekrut dan rekruuutttt secara online saja; untuk TUPO 75 BP/poin, biarlah aku siasati dengan cara mengalihkan belanja bulanan. Eladalahhh... kok taunya seperti ini??? Aku lebih mahir jualan daripada rekrut orang rupanya. Hmmm, bukankah ini juga sebuah kontradiksi?
Ketika suami dan keponakan kembali sibuk dengan kalkulasi mereka, mataku kembali melototin TV. Tiba-tiba HP berdering. Ada SMS rupanya. Kubaca, eee... dari seseorang yang mau beli produk Oriflame. Yap! Ibunya teman sekolah anakku. Alhamdulillah, dapet orderan lagi.
Ahh!! Aku terhenyak, ingat sesuatu. Selaku konsultan Oriflame, akhir-akhir ini aku merasa makin pinter jualan. Hehehe... makin bersemangat gitu loh. Rasanya makin lihai aja aku merayu calon pelanggan. Apalagi didukung oleh katalog yang berkualitas internasional. Tampilannya pun elok sedap dipandang. Maka... here I'm!!! Bonus bulananku dari Oriflame justru masih kalah banyak dari laba hasil jualanku... hehehe...
Padahal duluuuuu banget, aku gak pernah berkeinginan jadi pedagang/penjual atau apalah namanya... pokoknya yang berbau-bau bisnis gitu. Aku ingat betul, cita-citaku waktu kecil hingga remaja ialah menjadi ahli bahasa dan penulis. Aku suka sastra dan bahasa; juga suka menulis-nulis apa pun. Kadang kala lolos pula tulisanku di media massa. Maka ketika ikut seleksi UMPTN aku ambil sastra Indonesia sebagai pilihan utama; pilihan keduanya sastra Asia Barat. Tak tebersit sedikit pun untuk memilih jurusan ekonomi...
Namun, hidup sungguh tak terduga. Hari ini aku sangat bersemangat menjalankan bisnis Oriflame. Rajiiiiin nian cari orderan sembari cari downline. Padahal di awal gabung, aku gak berniat jualan. Kupikir saat itu, aku akan bangun jaringan dengan cara rekrut dan rekruuutttt secara online saja; untuk TUPO 75 BP/poin, biarlah aku siasati dengan cara mengalihkan belanja bulanan. Eladalahhh... kok taunya seperti ini??? Aku lebih mahir jualan daripada rekrut orang rupanya. Hmmm, bukankah ini juga sebuah kontradiksi?
Minggu, 08 Mei 2011
RED HOT SALE!!!!
Belum pernah pakai produk-produk oriflame? Pengin beli tapi khawatir jika harganya tak sebanding dengan kualitasnya? Takut sudah keluar banyak uang tapi produknya gak cocok? Sekaranglah kesempatan tepat bagi Anda yang hendak "mencicipi" sensasi alami produk-produk oriflame...
SENARAI MIMPIKU
Telah kukatakan bahwa BiSNIS MIMPI kubangun (kujalankan) untuk mewujudkan mimpi-mimpiku. Ya, mimpi-mimpi! Beberapa mimpi! Banyak mimpi! Bukan hanya sebuah mimpi! Dan... mimpi itu pun besar menurut ukuranku: aku, yang seorang rakyat jelata, dari golongan ekonomi pas-pasan cenderung ngos-ngosan.
Mau tahu mimpi-mimpiku? Berikut adalah senarai mimpiku yang masih terpendam:
- gak punya hutang walau sekecil-kecilnya;
- bisa obral sedekah kapan pun;
- selalu masuk nominasi golongan insan yg wajib berzakat maal;
- gak perlu cemas jika mendengar kata "iuran";
- gak perlu pusing jika anak butuh dibelikan sesuatu;
- lancar dalam membiayai sekolah anak;
- gak perlu phobia dokter gara-gara bokek (padahal lagi sakit parah);
- bisa beli rumah idaman (gak ngontrak terus dong);
- bisa bantuin keuangan ortu dan mertua;
- mampu bayar piknik sekeluarga (sejak nikah kok antipiknik);
- naik haji (inilah impian tertinggiku).
Nah, loh. Semua impianku butuh biaya untuk mewujudkannya, bukan? Biayanya pun tak sedikit. Rasanya mustahil bisa terwujud jika mengingat kondisi perekonomian keluarga saat ini. Menabung bukanlah solusi tepat dan cepat dalam kasus ini. Hehehe... mau menabung berapa abad? Sebab yang ditabung hampir-hampir tak ada. Aku dan suami tentu saja berusaha menabung. Namun, nominalnya keciiiiillll banget. Tak sebanding dengan kalkulasi biaya senarai mimpiku.
Haruskah kubuang semua impian sebab kondisi? Sebelum mengenal d'BC Network yang didirikan Dini Shanti dan Nadia Meutia pasti jawabanku, "Mau bagaimana lagi? Mungkin sudah takdirku untuk sekedar bermimpi." Hmmm, kalau sekarang lain ceritanya. Pertanyaan itu dengan mantap kujawab, "TIDDDDAAAAAAAKKK!!!! Aku mau mewujudkannya bersama d'BC Network & Oriflame!"
Begitulah. Bermodalkan Rp39.900,- lima bulan lalu aku mulai punya bisnis sendiri. Hmm, memang tidak mudah menjalankan suatu bisnis. Apalagi bagiku yang semula buta bisnis. Maka tak ada jalan lain kecuali BELAJAR. Syukurlah keluarga besar d'BCN selalu memberi dukungan antarsesama membernya.
Terima kasih, Tuhan. Tangan-MU telah menuntunku untuk berkenalan dengan d'BCN; sehingga aku bersemangat lagi untuk bisa mewujudkan mimpi-mimpiku. Saat ini semuanya memang belum terwujud. Tapi berkat kerja keras, tekat yang kuat, dan doa pastinya... bisnisku telah mulai tampak kemajuannya. Indikasinya: tiap bulan walau masih sedikit nominalnya, rekening simpedesku selalu diisi oleh Oriflame. Di samping itu, dari hasil jualan produk Oriflame aku bisa kumpulin laba 23% per item. Lumayan untuk nambahin modal. Di awal dulu kan bingung kalau ada orderan. Bingung cari utangan dulu buat bayar/kulakan di Oriflame-nya. Sekarang? Sudah gak gitu bingung lagi deh...
Mau tahu mimpi-mimpiku? Berikut adalah senarai mimpiku yang masih terpendam:
- gak punya hutang walau sekecil-kecilnya;
- bisa obral sedekah kapan pun;
- selalu masuk nominasi golongan insan yg wajib berzakat maal;
- gak perlu cemas jika mendengar kata "iuran";
- gak perlu pusing jika anak butuh dibelikan sesuatu;
- lancar dalam membiayai sekolah anak;
- gak perlu phobia dokter gara-gara bokek (padahal lagi sakit parah);
- bisa beli rumah idaman (gak ngontrak terus dong);
- bisa bantuin keuangan ortu dan mertua;
- mampu bayar piknik sekeluarga (sejak nikah kok antipiknik);
- naik haji (inilah impian tertinggiku).
Nah, loh. Semua impianku butuh biaya untuk mewujudkannya, bukan? Biayanya pun tak sedikit. Rasanya mustahil bisa terwujud jika mengingat kondisi perekonomian keluarga saat ini. Menabung bukanlah solusi tepat dan cepat dalam kasus ini. Hehehe... mau menabung berapa abad? Sebab yang ditabung hampir-hampir tak ada. Aku dan suami tentu saja berusaha menabung. Namun, nominalnya keciiiiillll banget. Tak sebanding dengan kalkulasi biaya senarai mimpiku.
Haruskah kubuang semua impian sebab kondisi? Sebelum mengenal d'BC Network yang didirikan Dini Shanti dan Nadia Meutia pasti jawabanku, "Mau bagaimana lagi? Mungkin sudah takdirku untuk sekedar bermimpi." Hmmm, kalau sekarang lain ceritanya. Pertanyaan itu dengan mantap kujawab, "TIDDDDAAAAAAAKKK!!!! Aku mau mewujudkannya bersama d'BC Network & Oriflame!"
Begitulah. Bermodalkan Rp39.900,- lima bulan lalu aku mulai punya bisnis sendiri. Hmm, memang tidak mudah menjalankan suatu bisnis. Apalagi bagiku yang semula buta bisnis. Maka tak ada jalan lain kecuali BELAJAR. Syukurlah keluarga besar d'BCN selalu memberi dukungan antarsesama membernya.
Terima kasih, Tuhan. Tangan-MU telah menuntunku untuk berkenalan dengan d'BCN; sehingga aku bersemangat lagi untuk bisa mewujudkan mimpi-mimpiku. Saat ini semuanya memang belum terwujud. Tapi berkat kerja keras, tekat yang kuat, dan doa pastinya... bisnisku telah mulai tampak kemajuannya. Indikasinya: tiap bulan walau masih sedikit nominalnya, rekening simpedesku selalu diisi oleh Oriflame. Di samping itu, dari hasil jualan produk Oriflame aku bisa kumpulin laba 23% per item. Lumayan untuk nambahin modal. Di awal dulu kan bingung kalau ada orderan. Bingung cari utangan dulu buat bayar/kulakan di Oriflame-nya. Sekarang? Sudah gak gitu bingung lagi deh...
Langganan:
Postingan (Atom)